Posisi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) resmi dijabat
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Komisaris Jenderal Polisi
Sutarman.
Pelantikan Kapolri baru tersebut tak bisa disaksikan ayah kandung Komisaris
Jenderal (Komjen) Pol Sutarman
yakni Pawiro Miharjo (83) langsung di
Istana Negara, Jakarta.Ia ha nya melalui layar televisi.
Berikut hasil liputan Koran BIN dan Portal Media Indonesia yakni AA
panggilan akrab Mochamad AA (Pimpinan Redaksi Koran BIN dan Koran Portal
Media Indonesia).
![]() |
Presiden SBY
memberi ucapan selamat usai melantik dan mengambil sumpah Kapolri yang baru,
Komisaris Jenderal Sutarman di Istana Negara, Jakarta
|
Seluruh anggota Kabinet Indonesia Bersatu II dan
pimpinan lembaga tinggi negara hadir dalam acara tersebut. Hadir pula perwira
tinggi TNI dan Polri pada acara itu.
Komjen Sutarman dilantik menjadi Kapolri melalui Keputusan Presiden (Keppres) No 67/Polri/2013. Pembacaan keputusan Presiden ini dilakukan oleh Sekretaris Militer presiden, Brigjen TNI Benny Indra Pujihastono. Keppres itu juga menghentikan Jenderal Timur Pradopo dari jabatannya sebagai Kapolri.
Dalam sumpahnya, Sutarman berjanji akan senantiasa
menjunjung tinggi Tribrata dan Catur Prasetya.
"Bahwa saya, akan tetap setia pada Undang-undang Dasar dan memelihara segala peraturan yang berlaku, bagi Negara Republik Indonesia," kata Sutarman di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Selain itu, Sutarman juga berjanji tidak akan menerima suatu hadiah atau
pemberian apa pun dari siapapun juga yang diketahui atau patut dikira, dengan
sesuatu yang berkaitan dengan jabatan.
"Bahwa saya, akan tetap setia pada Undang-undang Dasar dan memelihara segala peraturan yang berlaku, bagi Negara Republik Indonesia," kata Sutarman di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
![]() |
Komjen Pol Sutarman (kiri) melakukan
salam komando
dengan Jenderal Pol Timur Pradopo (kanan) |
Sutarman tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting. Pada tahun 2000, dia adalah Ajudan Presiden RI pemerintahan Abdurrahman Wahid. Kemudian akhir 2004, dia menjabat sebagai Kapolwiltabes Surabaya. Selanjutnya, berturut-turut sebagai Kapolda Kepri, Kaselapa Lemdiklat Polri, lalu Kapolda Jabar dan Kapolda Metro Jaya, dan terakhir sebagai Kabareskrim Polri sebelum diangkat menjadi Kapolri.
Tak Disaksikan Sang Ayah
![]() |
Pawiro Miharjo (83), ayah kandung Kapolri Komjen Pol Sutarman |
Mbah Pawiro, demikian ia biasa disapa ini tinggal di RT 03, RW XI, Dukuh Dayu, Kelurahan Tawang, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo tersebut ternyata tak mempunyai pesawat televisi.
"Saya sudah tua. Tidak punya televisi. Jadi nggak perlu menyaksikan pelantikan Tarman. Yang penting semua lancar dan sesuai harapan. Tadi pukul 14.15 Tarman sudah telepon saya minta doa restu dan menanyakan kabar kesehatan saya," kata Pawiro.
Pawiro mengaku, sebenarnya Sutarman mengajak dirinya ke Jakarta menumpang pesawat terbang untuk ikut menyaksikan pelantikan jadi Kapolri. Namun karena alasan sudah tua, Mbah Pawiro tidak bersedia. Yang penting apa yang diidam-idamkan sudah menjadi kenyataan.
Selain tak punya pesawat televisi, Mbah Pawiro juga mengaku tak menyimpan foto-foto kenangan masa kecil atau remaja Sutarman.
"Saya mimpi ada hujan disertai angin ribut. Rumah-rumah roboh dan banjir. Kemudian para warga datang ke rumah sini untuk berteduh. Saya bilang kepada Tarman, dia nanti akan jadi bintang empat (jenderal)," kata Mbah Pawiro sambil berdiri di pekarangan rumahnya.
Sebelumnya Sutarman pernah minta doa restu kepada ayahnya agar jadi bintang tiga. Namun ayahnya justru meyakinkan kepada Sutarman bakal memperoleh bintang empat.
Meskipun Komjen Sutarman sangat sibuk, ia sempatkan pulang ke kampung halamannya setiap Lebaran hari kedua dan ziarah kubur ke makam Samiyem, ibu kandungnya. Saat ini Mbah Pawiro hidup bersama Semi (ibu tiri Sutarman).
Sutarman punya tiga anak. Yang pertama, perempuan, berprofesi sebagai dokter dan punya tiga anak. Sedangkan anak kedua, laki-laki, sudah lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) di Semarang. Anak ketiga (bungsu), seorang pria, masih mengenyam pendidikan di Akpol.
"Kowe sok emben nek sida dadi bintang papat, aku tukakna jenang (Suatu saat nanti kalau kamu meraih bintang empat, belikan aku bubur)," kata Mbah Pawiro mengenang.
Kini dia mengaku lega karena harapan dan prihatin selama ini sudah menjadi kenyataan.
"Kalau soal pelantikan, saya restui dari rumah saja. Saya sudah tua. Yang penting sudah kabul," terangnya. (AA)
0 komentar:
Posting Komentar