Kediri - Seorang remaja bernama Fernando Biantoro Utomo (17)
warga Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menjadi korban
peluru "nyasar".
Peluru itu diduga berasal dari senjata milik anggota Kepolisian Sektor
Kesamben, Kabupaten Jombang, yang saat itu sedang melakukan razia balap liar di
sekitar daerah tersebut.
Ayah Fernando, Sutomo (47) Rabu mengatakan, saat itu anaknya dengan sejumlah
rekannya sedang menonton atraksi balap di jalan kawasan Jombang-Mojokerto,
tepatnya di sebuah jalan tol yang hendak dibangun. Di tempat itu, berkumpul
remaja yang mengadakan balapan.
"Anak saya menonton balap dengan teman-temannya, dan sekitar pukul 18.30
WIB, dibubarkan oleh anggota Polsek Kesamben, dan mereka menembakkan senjata
(membubarkan balapan)," katanya ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara,
Kediri, tempat merawat anaknya.
Ia mengatakan, saat itu anaknya juga langsung meninggalkan lokasi, namun karena
badannnya tambun, anaknya akhirnya berjalan. Secara tiba-tiba, anaknya merasa
nyeri di bagian pantat dan ketika dilihat ternyata banyak darah yang keluar.
Sejumlah warga, kata dia, yang saat itu ada di lokasi menolongnya. Mereka juga
meminta bantuan dari anggota yang saat itu masih ada di lokasi dan membawanya
ke RSUD Jombang, namun petugas medis di sana terkendala dengan alat, sehingga
dirujuk ke RS Bhayangkara, Kediri.
Ia mengatakan, saat itu sedang tidak ada di rumah, dan ketika dihubungi yang
mengangkat adalah istrinya. Petugas hanya mengatakan, anaknya mengalami
kecelakaan, sehingga keluarga diminta datang ke RSUD Jombang.
"Karena terbatas (alat), anak saya dirujuk ke RS Bhayangkara Kediri dan
dini hari dilakukan operasi. Ada satu proyektil diangkat dari pantat,"
ungkapnya.
Keluarga, kata dia, menyayangkan dengan insiden tersebut. Keluarga meminta,
agar masalah tersebut diproses sesuai dengan hukum yang ada di kepolisian.
"Keluarga minta diproses sesuai hukum yang berlaku, dan anak saya bisa
sembuh kembali," ucapnya, berharap.
Ia menyebut, saat ini kondisi anaknya sudah lebih baik daripada saat dibawa ke
rumah sakit awalnya. Ia sedang menjalani proses pemulihan.
Sementara itu, Dokter RS Bhayangkara, Kediri, AKBP Prima Heru Y mengatakan
kondisi korban saat ini sudah lebih baik pascadibawa berobat ke rumah sakit
pada akhir pekan lalu.
"Mungkin dalam waktu tiga hari lagi sudah boleh pulang. Kami sudah lakukan
perawatan, proyektil sudah diangkat," katanya.
Ia juga mengatakan, kondisi pasien juga dalam keadaan stabil, baik saat dibawa
ke rumah sakit sampai saat ini. Korban juga tidak mengalami efek samping,
sehingga saat ini hanya dalam pemulihan. Yuli Pujiono