Senin, 24 Februari 2014


Merpati Nusantara Airlines
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Raja­sa menyerahkan nasib penyelesai­an piutang PT Merpati Nusantara Airli­nes (MNA) pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BU­MN). Keputusan itu sudah dibicara­kan bersama Menteri BUMN Dah­lan Iskan di sela-sela rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta.
“Soal Merpati, saya sudah ke­te­mu dengan Pak Hatta di sela-se­la sidang kabinet tadi. Sudah dipu­tus­kan Merpati di BUMN saja, ka­re­na bisnis plannya berada di Kemen­terian BUMN,” ucap Dahlan di kantornya, Jalan Merdeka Sela­tan, Jakarta.
Sebelumnya, Dahlan meminta pada direksi Merpati agar perse­roan getol menjalin komunikasi dengan
Hatta Rajasa
Kementerian Perekono­mi­an menyangkut bisnis plan untuk menyelamatkan Merpati dari lilitan utang yang membelit mencapai Rp 7 triliun.
“Jadi tadi saya dengan Pak Hat­ta sudah mensingkronkan keputu­san ini, bahwa Merpati diputuskan di BUMN saja,” ujar mantan Dirut PLN itu.

Investor Lirik Merpati
PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) telah menyerahkan business plan kepada Kementerian Ba­dan Usaha Milik Negara (BUMN). Pengajuan bussiness plan ini me­rupakan langkah lanjutan dari ke­seriusan Merpati untuk menghidup­kan perseroan yang saat ini dina­khodai oleh Asep Eka Nugraha.
Hal itu disampaikan Menteri BU­MN Dahlan Iskan usai mengha­diri pengakhiran kontrak kerja PT Inalum dengan Jepang, kata dia, bussiness plan itu sudah ada di me­janya.
Dahlan Iskan
“Merpati sudah meng­ajukan bu­siness plan, menariklah,” aku Dah­lan di Kantor Kementerian Perin­dus­trian, Jakarta.
Menurut Dahlan, sejak peme­rin­tah mempertimbangkan untuk restrukturisasi utang Merpati, ba­nyak investor yang mulai melirik mas­kapai pelat merah itu.
Mantan Dirut PLN ini menyebut ada sekitar 15 investor yang ber­minat, baik dari dalam negeri mau­pun luar negeri.
“Ada banyak, sekitar 15,” se­but­nya.
Kendati begitu, bukan berarti ja­lan Merpati lantas langsung mu­lus untuk membersihkan utang yang sudah mencapai Rp 6,5 triliun itu.
“Cuma hambatannya adalah utang ke Pertamina tentang avtur (ba­han bakar pesawat-red) itu bisa eng­gak dibayar dengan tidak cash, tapi dibayar dengan semacam su­rat utang atau apa dari investor,” pa­parnya.
Yang mungkin dilakukan Mer­pati untuk saat ini yakni menam­bah frekuensi terbang setelah ker­jasama operasi (KSO) disepakati. Na­mun Dahlan menegaskan sekali lagi bahwa dia menyerahkan pen­ye­lesaian utang ini pada manaje­men.
“Ya tentunya begitu (nambah fre­kuensi terbang-red), kalau KSO su­dah berjalan, tapi saya serahkan pada manajemennya,” pungkas­nya. AA/Nike

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

10 NOVEMBER

10 NOVEMBER

SELAMAT

SELAMAT

PELANTIKAN KAPOLRI

PELANTIKAN KAPOLRI

IDUL FITRI

IDUL FITRI

125 Px

280 Px

280 Px

120 Px

Pages

280 Px

Diberdayakan oleh Blogger.

940 Px

Social Icons

Followers

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget