Ratusan Bahasa Daerah di Papua
Terancam Punah
Jayapura - Ratusan bahasa daerah
di Tanah Papua yang mencakup Papua dan Papua Barat terancam punah.
Berdasarkan hasil penelitian Institute of Linguistic Internasional (SIL), dari
275 bahasa daerah di Papua, hanya 130 bahasa yang masih eksis. Selebihnya,
terancam bahkan telah punah. Hal itu diungkapkan peneliti bahasa dari SIL,
Jacklin Menanti di Jayapura.
Menurut Jacklin, penyebab kepunahan
tersebut akibat komunikasi di pusat-pusat keramaian dan kegiatan ekonomi
seperti di pasar, yang menggunakan bahasa lain. Selain itu, menurutnya, ada
pandangan dari orang tua bahwa keberhasilan anaknya di sekolah ditunjukkan
dengan penggunaan bahasa Indonesia.
![]() |
Illustrasi |
Perkawinan campur dan perang
antarsuku, ujarnya, juga menjadi penyebab, tetapi hal itu terjadi sekitar
1990-an di daerah Namla, di mana para perempuannya menikah dengan pria dari
suku Tofanma yang menggunakan bahasa Tofanma. Alhasil, bahasa Namla saat ini
telah punah.
Ia juga mengungkapkan bahasa
daerah dari suku di Papua yang sudah punah ada di sekitar wilayah Kabupaten
Wondama yakni bahasa Dufner dan Tandia.
“Masyarakat menggunakan bahasa
Wandamen karena bahasa itu yang mayoritas dominan digunakan, atau bahasa
Melayu,” katanya.
Untuk bahasa Tafoni di daerah
Kabupaten Waropen, pada sekitar 2006-2007, katanya, tercatat tinggal seorang
bapak yang mengingat bahasa tersebut, itu pun hanya 11 kosakata.
Bukan Baru
Lebih jauh Jacklin menjelaskan,
sebenarnya penemuan 275 bahasa yang ada di Papua bukanlah hal baru.
“Setiap tahun data kami update.
SIL memang turut berkontribusi bekerja sama dengan Universitas Cenderawasih
kala itu. Kemudian kami terus melakukan penelitian dan penelitian sampai dengan
hari ini, informasi yang kami dapat ini dalam periode tahun 2001-2005, dan kami
terus melakukan banyak penelitian ke daerah-daerah lebih dalam,” ungkapnya.
Berdasarkan kajian akademis,
menurut dia, pihaknya membagi bahasa itu berdasarkan klasifikasi bahasa, ilmu
pendukung dalam bidang linguistik, sehingga akhirnya mendapati 275 bahasa
tersebut.
Jacklin juga mengatakan 275
bahasa daerah di Papua sudah mendunia, sebab ada pada buku ensiklopedia bahasa
di seluruh dunia. Ia juga mencatat dari 275 bahasa itu umumnya tersebar banyak
pada bagian utara Pulau Papua, yakni dari arah Mamberamo sampai ke kampung-kampung
kecil di utara Papua.
“Ada satu atau dua kampung
kemudian bahasanya berbeda. Contohnya Kampung Molof itu berbeda dengan
Senggi, berbeda dengan Dubu kemudian berbeda dengan Auwi, Taekat di daerah
sekitar itu,” kata dia.
Sementara itu, di Selatan misalnya
di daerah Asmat, ada 14 bahasa berdasarkan hasil penelitian yang dibagi
berdasarkan sistem angka dan kata benda. ASTS
0 komentar:
Posting Komentar