Selasa, 17 September 2013

Ratusan Bahasa Daerah di Papua Terancam Punah
Jayapura - Ratusan bahasa daerah di Tanah Papua yang men­ca­kup Papua dan Papua Barat teran­cam punah. Berdasarkan hasil penelitian Institute of Linguistic Internasional (SIL), dari 275 bahasa daerah di Papua, hanya 130 baha­sa yang masih eksis. Selebihnya, teran­cam bahkan telah punah. Hal itu diungkapkan peneliti bahasa dari SIL, Jacklin Menanti di Jayapura.
Menurut Jacklin, penyebab kepu­nahan tersebut akibat komunikasi di pusat-pusat keramaian dan kegia­tan ekonomi seperti di pasar, yang menggunakan bahasa lain. Selain itu, menurutnya, ada panda­ngan dari orang tua bahwa keber­hasilan anak­nya di sekolah ditun­juk­kan dengan penggunaan baha­sa Indonesia. 
Illustrasi
“Jangan menggunakan bahasa daerah. Ini salah satu pandangan yang membuat bahasa daerah itu menjadi terancam punah,” ungkap­nya.
Perkawinan campur dan perang antarsuku, ujarnya, juga menjadi penyebab, tetapi hal itu terjadi sekitar 1990-an di daerah Namla, di mana para perempuannya meni­kah deng­an pria dari suku Tofanma yang menggunakan bahasa Tofan­ma. Alhasil, bahasa Namla saat ini telah punah.
Ia juga mengungkapkan bahasa daerah dari suku di Papua yang sudah punah ada di sekitar wilayah Kabupaten Wondama yakni bahasa Dufner dan Tandia.
“Masyarakat menggunakan ba­ha­sa Wandamen karena bahasa itu yang mayoritas dominan diguna­kan, atau bahasa Melayu,” katanya.
Untuk bahasa Tafoni di daerah Kabupaten Waropen, pada sekitar 2006-2007, katanya, tercatat tinggal seorang bapak yang mengingat bahasa tersebut, itu pun hanya 11 kosakata.
Bukan Baru
Lebih jauh Jacklin menjelaskan, sebenarnya penemuan 275 bahasa yang ada di Papua bukanlah hal baru.
“Setiap tahun data kami update. SIL memang turut berkontribusi bekerja sama dengan Universitas Cenderawasih kala itu. Kemudian kami terus melakukan penelitian dan penelitian sampai dengan hari ini, informasi yang kami dapat ini dalam periode tahun 2001-2005, dan kami terus melakukan banyak penelitian ke daerah-daerah lebih dalam,” ungkapnya.
Berdasarkan kajian akademis, menurut dia, pihaknya membagi bahasa itu berdasarkan klasifikasi bahasa, ilmu pendukung dalam bidang linguistik, sehingga akhirnya mendapati 275 bahasa tersebut.
Jacklin juga mengatakan 275 bahasa daerah di Papua sudah mendunia, sebab ada pada buku ensiklopedia bahasa di seluruh dunia. Ia juga mencatat dari 275 bahasa itu umumnya tersebar banyak pada bagian utara Pulau Papua, yakni dari arah Mamberamo sampai ke kampung-kampung kecil di utara Papua.
“Ada satu atau dua kampung kemudian bahasanya berbeda. Contohnya Kampung Molof itu ber­be­da dengan Senggi, berbeda deng­an Dubu kemudian berbeda dengan Auwi, Taekat di daerah sekitar itu,” kata dia.
Sementara itu, di Selatan misal­nya di daerah Asmat, ada 14 bahasa berdasarkan hasil penelitian yang dibagi berdasarkan sistem angka dan kata benda. ASTS
 

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

10 NOVEMBER

10 NOVEMBER

SELAMAT

SELAMAT

PELANTIKAN KAPOLRI

PELANTIKAN KAPOLRI

IDUL FITRI

IDUL FITRI

125 Px

280 Px

280 Px

120 Px

Pages

280 Px

Diberdayakan oleh Blogger.

940 Px

Social Icons

Followers

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget