Selasa, 17 September 2013

Penggemar Parkour Dari Remaja Hingga Ibu-ibu
 
Sejak dikenal di Indonesia sekitar 2006, parkour terus berkem­bang pesat. Penggiat seni yang memacu adrenalin itu pun terdiri dari berbagai kalangan.
Parkour berasal dari bahasa Perancis, ‘Le parcours’. Istilah ini merujuk kepada metode latihan militer klasik untuk menghindari haling-rintang. Parkour dikembang­kan di Perancis oleh Raymond dan David Belle dan Sebastien Foucan yang berasal dari Perancis. Ray­mond Belle mulai mengembangkan Parkour dengan maksud mengura­ngi jumlah korban akibat perang.
Parkour
Kemampuan Raymond melewati haling-rintang semakin berguna ketika dia bergabung dengan satuan pemadam kebakaran di Perancis. Kelihaian itu kemudian dia wariskan kepada putranya, David, yang kemudian membuat parkour terkenal pada era 1990 hingga 2000-an.
Indonesia termasuk salah satu negara yang terkena “wabah” parkour. Cikal bakal terbentuknya komunitas Parkour di Indonesia muncul pada 2006.
Berawal dari enam orang yang sempat bergabung dengan komuni­tas parkour di luar negeri, mereka kemudian sebuah wadah komuni­tas. Setahun kemudian, komunitas mereka mulai berkembang hingga saat ini.
Di Indonesia, komunitas parkour sudah berkembang pesat. Dari awalnya hanya berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, komunitas-komunitas parkour mulai berkembang hingga kota-kota kecil seperti Bangka, Jambi, Makassar, Garut, Kediri, Samarinda, dan lain-lain.
Komunitas Parkour Jakarta rutin menggelar latihan di kawasan Gelora Bung Karno setiap hari Minggu pukul 09.00 hingga 12.00. Di Jambi, mereka biasa menggelar latihan di depan kantor DPR kota Jambi, Telanaipura setiap pukul 16.30.
Sedangkan, di Makassar mereka berlatih setiap hari di Lapangan Hasanuddin (Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30), Baruga Universitas Hasanuddin dan GOR Sudiang (Senin, Rabu, dan Jumat pukul 15.30), serta Benteng Rotterdam (Minggu pukul 15.00).
Mereka yang menggeluti parkour pun tidak hanya dari kalangan tertentu. Pada umumnya, anggota komunitas parkour di Indonesia terdiri dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun, di Jakarta misalnya, terdapat seorang perem­puan berusia 40 tahun yang menga­jak anaknya turut berlatih parkour.
“Ibu itu sudah tahu kalau parkour tidak cuma sekedar melompat. Dia bahkan mengajak anaknya,” jelas Yunan seorang anggota parkour Jakarta. ASTS
 

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

10 NOVEMBER

10 NOVEMBER

SELAMAT

SELAMAT

PELANTIKAN KAPOLRI

PELANTIKAN KAPOLRI

IDUL FITRI

IDUL FITRI

125 Px

280 Px

280 Px

120 Px

Pages

280 Px

Diberdayakan oleh Blogger.

940 Px

Social Icons

Followers

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget