Penggemar Parkour Dari Remaja
Hingga Ibu-ibu
Sejak dikenal di Indonesia
sekitar 2006, parkour terus berkembang pesat. Penggiat seni yang memacu
adrenalin itu pun terdiri dari berbagai kalangan.
Parkour berasal dari bahasa
Perancis, ‘Le parcours’. Istilah ini merujuk kepada metode latihan militer
klasik untuk menghindari haling-rintang. Parkour dikembangkan di Perancis oleh
Raymond dan David Belle dan Sebastien Foucan yang berasal dari Perancis. Raymond
Belle mulai mengembangkan Parkour dengan maksud mengurangi jumlah korban
akibat perang.
![]() |
Parkour |
Indonesia termasuk salah satu
negara yang terkena “wabah” parkour. Cikal bakal terbentuknya komunitas Parkour
di Indonesia muncul pada 2006.
Berawal dari enam orang yang
sempat bergabung dengan komunitas parkour di luar negeri, mereka kemudian
sebuah wadah komunitas. Setahun kemudian, komunitas mereka mulai berkembang
hingga saat ini.
Di Indonesia, komunitas parkour
sudah berkembang pesat. Dari awalnya hanya berada di kota-kota besar seperti
Jakarta, Bandung, dan Surabaya, komunitas-komunitas parkour mulai berkembang
hingga kota-kota kecil seperti Bangka, Jambi, Makassar, Garut, Kediri,
Samarinda, dan lain-lain.
Komunitas Parkour Jakarta rutin
menggelar latihan di kawasan Gelora Bung Karno setiap hari Minggu pukul 09.00
hingga 12.00. Di Jambi, mereka biasa menggelar latihan di depan kantor DPR kota
Jambi, Telanaipura setiap pukul 16.30.
Sedangkan, di Makassar mereka
berlatih setiap hari di Lapangan Hasanuddin (Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul
19.30), Baruga Universitas Hasanuddin dan GOR Sudiang (Senin, Rabu, dan Jumat
pukul 15.30), serta Benteng Rotterdam (Minggu pukul 15.00).
Mereka yang menggeluti parkour
pun tidak hanya dari kalangan tertentu. Pada umumnya, anggota komunitas parkour
di Indonesia terdiri dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun, di Jakarta
misalnya, terdapat seorang perempuan berusia 40 tahun yang mengajak anaknya
turut berlatih parkour.
“Ibu itu sudah tahu kalau parkour
tidak cuma sekedar melompat. Dia bahkan mengajak anaknya,” jelas Yunan seorang
anggota parkour Jakarta. ASTS
0 komentar:
Posting Komentar