Selasa, 17 September 2013

Jakarta - Posisi sebagai net importer minyak mem­buat Indonesia selalu rentan terha­dap gejolak ekonomi global. Ini terkait anggaran subsidi BBM yang terancam jebol.

Pelaksana tugas (Plt) Dir­jen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengata­kan, mengacu pada realisasi pembayaran subsidi BBM yang periode Januari - Juli 2013 sudah menembus Rp 111,3 triliun atau sekitar 55,7 persen dari pagu anggaran subsidi Rp 199,8 triliun. "Sam­pai akhir tahun nanti, bisa lewat sedikit," ujarnya.
Illustrasi
Menurut Askolani, reali­sasi tersebut bukan berarti pemba­yaran untuk BBM sub­sidi yang disalurkan hingga akhir Juli. Sebab, biasanya Per­tamina baru memasuk­kan tagihan subsidi BBM se­te­­lah satu bulan berjalan. Ka­rena itu, realisasi subsidi un­tuk sub­sidi BBM yang disa­lur­kan Pertamina hingga akhir Juli dipastikan lebih dari Rp 111 triliun. "Subsidi ini kan terma­suk kekurangan pem­ba­yaran (carry over subsidi) tahun lalu," jelasnya.
Faktor apa yang membuat subsidi BBM berpotensi je­bol" Askolani mengatakan, tahun ini agak berbeda. Sebe­lum­nya, jebolnya subsidi BBM lebih banyak dipengaruhi oleh jebolnya realisasi konsumsi yang melampaui kuota.
Namun, tahun ini, setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, tingkat kon­sum­si BBM bersubsidi dipro­yeksi bisa dikendalikan di kisaran pagu 48 juta kiloliter. "Jadi, realisasi subsidi BBM lebih banyak dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar (Rupiah)," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa bulan tera­khir, Rupiah berada dalam tren pelemahan. Bahkan, da­lam penutupan transaksi ber­da­sar kurs Bank Indonesia (BI) kemarin, Rupiah ditutup di level 10.292 per USD, jauh di bawah asumsi makro da­lam APBN-P 2013 yang dipa­tok di level 9.600 per USD.
Posisi sebagai net importer minyak membuat Indonesia selalu ketar-ketir terha­dap pergerakan harga mi­nyak maupun nilai tukar. Ketika harga minyak bergerak stabil, nilai tukar lah yang kini men­jadi sumber kekhawatiran utama.
Plt Kepala Badan Kebija­kan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, selain berdampak pada sub­sidi, depresiasi Rupiah juga bakal membebani postur be­lanja APBN. Ini karena pem­bayaran bunga utang luar negeri yang harus dibayar dalam denominasi USD pun akan ikut membengkak.
"Ma­ka­nya, ini pemerintah beru­paya agar asumsi makro tidak banyak meleset dan postur APBN aman," ujarnya. Mardiono
 

Related Posts:

  • Ratifikasi FCTC Bikin Tembakau Lokal Tersingkir Jakarta - Rencana Men­teri Kesehatan (Menkes) me­ra­ti­fikasi Framework Convention on Tobacco Control (FC­TC) dan akan member­la­ku­kan­nya pada 2014 nanti bakal mem­buat produk tembakau lokal tersisih. Padahal, produk tem… Read More
  • September-November 2013 Pesawat Baru Citilink Datang Jakarta - Citilink, maska­pai berbiaya hemat atau Low Cost Carrier (LCC), akan ke­datangan dua pesawat baru pada akhir tahun 2013. Ren­cananya dua pesawat terbaru tersebut berjenis Airbus A320. Citilink, maska­pai "… Read More
  • Getuk Granat Rambah Depok Depok - Melalui kerja sama dengan Bank Jabar-Banten (BJB), makanan tradisional getuk granat yang diproduksi PT Wahono Sukma telah merambah ke Kota Depok. "Di Depok sudah ada dan akan buka setelah lebaran. Modal awalnya hanya… Read More
  • Subsidi BBM Terancam Jebol Jakarta - Posisi sebagai net importer minyak mem­buat Indonesia selalu rentan terha­dap gejolak ekonomi global. Ini terkait anggaran subsidi BBM yang terancam jebol. Pelaksana tugas (Plt) Dir­jen Anggaran Kementerian Keu… Read More
  • Penerimaan Bea Cukai Capai Rp86,65 Triliun Jakarta - Direktorat Jen­deral Bea dan Cukai Kemen­terian Keuangan mencatat penerimaan bea dan cukai hingga 31 Juli 2013 menca­pai Rp86,65 triliun atau seki­tar 57,5 persen dari target APBN-Peru­bahan sebesar Rp153,… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

10 NOVEMBER

10 NOVEMBER

SELAMAT

SELAMAT

PELANTIKAN KAPOLRI

PELANTIKAN KAPOLRI

IDUL FITRI

IDUL FITRI

125 Px

280 Px

280 Px

120 Px

Pages

280 Px

Diberdayakan oleh Blogger.

940 Px

Social Icons

Followers

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget