Android Kian Mengepakkan Sayapnya
di Indonesia
Jakarta - Beberapa tahun terakhir
ini popularitas Android kian meroket, baik di kancah global maupun regional.
Tak terkecuali, Indonesia pun merasakan demam sistem operasi (OS) ‘robot
hijau’ ini.
Laporan dari lembaga riset pasar
GfK yang dirilis Mei 2013, sebagaimana dikutip dari Cnet, smartphone berbasis
OS besutan Google ini telah mendominasi pasar Indonesia sebesar 51 persen.
Terungkap sebanyak 4,5 juta
smartphone yang berhasil terjual di dalam negeri selama Januari-Maret 2013,
sebanyak 2,28 juta di antaranya menjalankan OS Android.
Melihat perkembangan OS yang
lahir pada 2007 ini, PR Erafone Djamitko Wardoyo pun mengakui kehebatan pesona
Android yang terus bersinar.
“Android memang lebih cepat
berkembang, bahkan sangat cepat dibandingkan OS lainnya. Memang, pengguna
perangkat iOS juga cukup tinggi di Indonesia tetapi belum sbanyak di
negara-negara lainnya. Sementara dengan BlackBerry meskipun juga menguasai
pasar Indonesia, tapi Android tetap memiliki daya tariknya tersendiri,”
ungkap Djatmiko Wardoyo.
Adapun sifatnya yang terbuka
(open platform) menjadi faktor utama pendorong laris manisnya smartphone berbasis
Android di Tanah Air. Sehingga, baik pengguna maupun pengembang bisa ‘mencomot’
berbagai aplikasi pilihannya langsung dari Google Play. Tentu saja bisnis
model ini menciptakan ekosistem yang kondusif bagi keberlangsungan hidup OS
robot hijau ini. Terlebih lagi, orang Indonesia cenderung menyukai aplikasi
serba gratisan dan simpel alias nggak ribet.
“Selama bisnis modelnya gratis
seperti sekarang ini, siapa saja pasti bisa menikmati Android. Dan secara logika
semakin banyak pabrikan (smartphone) yang menggunakan OS ini, maka semakin
laku juga dia,” tutur pakar tekologi, Teguh Prasetya.
Selain itu Android juga sudah
semakin mantap mengepakkan sayapnya di berbagai macam perangkat, seperti
jam pintar (smartwatch), televisi pintar (smart TV), carinfotainment
(perangkat dalam mobil), tablet, dan masih banyak lagi. Jelas hal ini
mendatangkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan karena bisa selangkah
lebih maju ketimbang para kompetitornya.
Diperkuat lagi dengan fakta yang
dipaparkan oleh Djatmiko yang menyatakan bahwa orang Indonesia memiliki kecenderungan
untuk mengganti jenis smartphonenya setiap 8-14 bulan sekali. Di samping itu,
smartphone berbasis Android pun banyak yang dijual dengan harga yang miring.
Sehingga, dapat dengan cepat diserbu oleh berbagai segmen konsumen low-end.
Ini pula yang menjadi kekuatan nyawa Android.
Baik Djatmiko Wardoyo maupun
Teguh Prasetya memprediksi bahwa OS besutan raksasa mesin pencari ini masih
akan merajai pasar smartphone di dunia, khususnya di Indonesia hingga beberapa
tahun ke depan. Rois F
0 komentar:
Posting Komentar